Hidup, Keluarga dan Mati
Aku pernah dengar satu kalimat yang masih aku ingat, "lebih baik tidak punya apa-apa dari pada kita tidak punya siapa-siapa". Seperti ngingetin ke kita bahwa harta, jabatan atau apapun yang kita banggakan dan kita punya bakalan hanpa kalo kita ga punya siapa-siapa di hidup ini. Beberapa orang di sekelilingku ada yang hidupnya enak, punya segalanya tapi dia kesepian. Merasa tidak punya siapa-siapa untuk diajak sharing dengan segala beban dan keluh kesah kehidupannya. Tapi ada juga yang hidupnya biasa-biasa saja, punya keluarga kompak,harmonis dan teman yang bahagia.
Punya keluarga besar yang masih diberi kesehatan dan punya hubungan silaturahim yang baik memang menyenangkan. Tapi lebih menyenangkan lagi kalo kita punya grup keluarga. Sepintas, memang malas rasanya bergabung dengan mereka karena selalu dapat pesan berita-berita yang gampang di forward dan di share tapi belum tentu kebenarannya. Tapi di satu sisi kita bisa komunikasi dengan mereka yang jauh, ngobrolin masa kecil kita, belum lagi kita di support sama mereka. Kalo ga ada grup keluarga, kabar baik ataupun kabar buruk mungkin ga mungkin cepat menyebar dan mungkin kita ga bakalan pernah tau apa yang terjadi sama mereka. Contohnya saja semalam, dapat kabar buruk. Salah satu keluarga kami jatuh dan ga sadarkan diri, langsung dilarikan rumah sakit. Kabar buruk itu disampaikan melalui grup, dan kita semua panik, grup mulai ramai, keluarga terdekat langsung mendatangi rumah sakit, kami yang jauh cuma bisa mengirimkan doa. Kalo kita ga ada grup keluarga, mungkin ga bakal sekompak ini dikeluarga kami. Kalo ga ada grup keluarga, mungkin kabar buruk ini akan lambat sampai kepada kami, karena harus menghubungi mereka satu persatu. Paginya beliau belum sadarkan diri, kondisinya semakin lemah. Grup keluarga semakin ramai, "Ayo pada kesini, ayo doakan semoga diangkat pengakitnya, kondisinya menurun kita pindah rumah sakit, kita perjalanan menuju kesana". Obrolan itu yang membuat aku bersyukur, betapa kompaknya keluarga kami. Betapa banyaknya yang peduli kepada beliau, Alhamdulillah keluarga dan anak beliau berkumpul, kecuali kami yang jauh. Sampai pada akhirnya berita buruk itu berubah menjadi tangis, beliau meninggal dunia.
Banyak pesan yang aku dapat hari ini, bahwa bagaimana kamu memperlakukan, seberapa dekat dan sayang kamu terhadap teman, keluarga, orang tua ataupun orang lain berpengaruh pada siapa saja yang peduli saat kamu dalam keadaan sakit dan jatuh. Itu gunanya menjaga komunikasi dan hubungan yang baik bukan cuma keluarga dan teman tapi juga orang sekitarmu. Kita ga tau kapan kita butuh pertolongan mereka. Karena mati, kita membutuhkan pertolongan orang lain. Karena mati, kita merepotkan banyak orang.
Kalian, punya kontak dengan keluarga yang jauh? bagaimana hubungan kamu dengan mereka? itu gunanya grup keluarga, mendekatkan yang jauh.
Komentar
Posting Komentar