Bahasa daerah di sekolah? Emang penting?

Akhir-akhir ini ketagihan nulis di blog.. padahal ya belum tentu isinya penting bagi yang membacanya. Tapi bagi aku pribadi paling ngga punya cerita yang membuat kita ingat bahwa kita pernah melakukan sesuatu yang bisa kita baca berulang-ulang dan kapan aja lewat blog ini.

Anyway, sore tadi ga sengaja ketemu guru SMP di tempat praktek dokter. Sebagai alumni aku cium tangannya, dan ngobrol-ngobrol tanya beliau masih ngajar mata pelajaran yang pernah di ajarkan ke aku dulu atau ngga.
T: Masih ngajar TIK miss?
R : Iya masih, tapi ngajar mata pelajaran lain juga, seni budaya, bahasa daerah juga.
T : wah, bahasa daerah udah ada sekarang miss, sejak kapan?
R : Iya udah ada sekarang, udah lumayan lama kok

Mengakhiri pertemuan itu, mulai kepikiran sama mata pelajaran bahasa daerah. Karena selama sekolah SD-SMA ga pernah ada mata pelajaran bahasa daerah dalam kurikulum. Sebagian orang mungkin menganggap hal yang sepele, " ah ngapain belajar bahasa daerah.. orangtua di rumah ngomong juga pake bahasa daerah." Dulu sempat berfikiran spt itu, tapi setelah merantau, teman-teman ngebahas tentang mata pelajaran bahasa daerah. Aku cuma bengong, karena aku sendiri belum pernah dapetin mata pelajaran bahasa daerah secara khusus dan mendalam di sekolah. Sedih, kenapa ya di daerah tempat dimana aku dibesarkan dan di sekolahkan ga pernah ada mata pelajaran itu, mungkin kurang sosialisasi kali ya atau kenapa ya. Sempat kepikiran, besok balik kampung mau nanyain ah ke guru-guru kenapa ga ada mata pelajaran bahasa daerah di sekolah. Yap, Allah maha mendengar dan maha mengetahui.

Belum sempat nanyain hal itu ke guru-guru, malah dapat kabar dari guru SMP tadi, ke kepoanku terjawab, senang akhirnya sekolah di daerahku punya mata pelajaran bahasa daerah dan sudah berjalan lama. Menurut kalian, berapa penting sih mata pelajaran bahasa daerah di terapkan di sekolah ? Menurutku sangat penting. Bukan hanya menambah kosa kata, tapi juga menjaga warisan daerah kita. Aku pribadi juga belum sepenuhnya paham dan tau banyak bahasa daerahku. Bahasa rumah yang digunakan sehari-hari memang bahasa daerah, tapi tidak juga menggunakan bahasa daerah kental spt di dusun/desa. Faktor ini sebenarnya yang harus diterapkan pemerintah untuk menambah mata pelajaran bahasa daerah di sekolah-sekolah. Karena murid/ pelajar bukan saja berasal dari daerah dimana tempat kita tinggal kan? Dulu punya teman SMP pindahan dari Pontianak, setiap ngobrol sama dia pake Bahasa Indonesia. Tapi apa dia ngerti dengan bahasa daerah barunya? Ya mau ga mau dia belajar bahasa daerah untuk menysuaikan lingkungan, paling ngga 1-10 kata tau bahasa daerah biar ga dibodoh-bodohin. Aku pun begitu di kelas, dosen ngomong sama mahasiswanya pake bahasa jawa. Lah piye, ra dong. Pelan-pelan aku belajar sama anak-anak yang asli jawa, dan kadang aku catat di note biar ingat dan bisa aku terapin juga hahaha.


Buat di sekolahnya yang belum ada mata pelajaran bahasa daerah, usulin aja ke guru atau pemerintah setempat kalian, sejak dini pelan-pelan di ajarkan. Karena itu penting banget, nambah wawasan, sebagai bentuk rasa cinta kita sama bahasa daerah, menjaga warisan daerah kita supaya sampai terus ke cucu cicit nanti. Kalo perlu buat buku bahasa daerah seluruh Indonesia, biar enak kalo travelling ke daerah terpencil bisa komunikasi sama orang setempat. Karena mereka yang berada di daerah terpecil dan pedalaman pun masih banyak juga yang belum lancar Bahasa Indonesia. Banyak kosa kata bahasa daerah juga modal dan membuktikan  kita benar-benar berasal dari daerah dimana kita dilahirkan. Kan malu kalo ditanya bahasa daerah Jambi gimana trus kita jawab gatau, bikin malu kita sendiri. Satu lagi adanya mata pelajaran bahasa daerah juga bisa jadi oleh-oleh dan kenang-kenangan ketika mereka pernah tinggal di daerah kita.

Komentar

Postingan Populer